Sabtu, 08 Agustus 2009

Penyimpangan sosial- sosiologi

Penyimpangan Sosial

Lokasi

= Terminal pasar minggu, Jl.Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

A. Deskripsi lokasi potensi penyimpangan

· Lokasi geografis :

Terminal pasar minggu berada di kecamatan pasar minggu. Kecamatan Pasar Minggu terletak di Jakarta Selatan. Nama kecamatan ini diambil dari nama Pasar Minggu yang ternama tersebut. Batas kecamatan di sebelah timur dengan Kali Ciliwung / Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur, sebelah utara dengan Kecamatan Mampang Prapatan dan Pancoran, sebelah barat dengan Kecamatan Cilandak dan sebelah selatan dengan Kecamatan Jagakarsa.

· Fungsi lokasi

Terminal pasar minggu merupakan tempat yang digunakan masyarakat untuk berpergian ke luar kota ataupun tempat-tempat yang diinginkan dengan menggunakan transportasi darat seperti bus-bus antar kota, kopaja, maupun angkot-angkot. Terminal merupakan tempat pemberhentian akhir angkutan umum, seperti : s12a, 36, 129, 04, 614, 603, dll.

· Mobilitas sosial

Di terminal pasar minggu, merupakan tempat berinteraksi sosial antara supir angkot dengan penumpangnya, tukang jualan mainan, buah-buahan, bahkan peralatan rumah tangga dengan para pembelinya. Disana kita juga akan menjumpai banyak pedangang asongan.

· Potensi

Terminal pasar minggu yang juga bergabung dengan pasar tradisional pasar minggu tersebut membuat kondisinya semakin penuh sesak dengan masyarakat. Kapasitas tempat yang tidak sebanding dengan kuantitas masyarakat yang ada membuat terminal pasar minggu tersebut menjadi rawan kejahatan. Banyak preman-preman yang melakuakn aksi kejahatannya disini. Saya rasa, hampir semua pengunjung terminal pasar minggu yang sering datang kesana pernah merasakan ataupun mengalaminya. Termasuk saya yang pernah menjadi korban kejahatan di terminal pasar minggu. Banyak penyimpangan-penyimpangan sosial yang terjadi disana, seperti :

1. Pemalakan supir angkot oleh para preman.

Pada saat saya turun ke jalan untuk melakukan observasi ini, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, banyak supir angkot yang dimintai uang oleh para preman. Menurut saya ini merupakan penyimpangan sosial karena tidak ada aturannya untuk memberikan uang kepada “penguasa” terminal tersebut.

2. Penjambretan

Banyak terjadi penyimpangan sosial dalam bentuk penjambretan di terminal pasar minggu. Hal ini sering menimpa para ibu-ibu rumah tangga yang terlihat membawa barang banyak setelah berbelanja di pasar yang tempatnya sangat dekat dengan terminal pasar minggu itu sendiri.

3. Penodongan

Penyimpangan sosial berupa Penodongan sering terjadi di dalam angkutan umum pada saat angkutan umum tersebut sepi. Biasanya hal ini sering menimpa anak sekolah yang pulang sendirian.

4. Perogohan tas

Banyak motif yang dilakukan di dalam angkot oleh pelaku aksi kejahatan. Ada yang berpura-pura muntah, membuka jendela, berpura-pura membaca koran, ada juga yang membawa tas hitam besar. Kami, para penumpang angkot sudah tidak asing lagi dengan gerak-gerik mereka. Barang-barang yang biasa mereka incar seperti, handphone, dompet, dan barang berharga lainnya. Meskipun mereka berniat untuk mengambil milik orang lain, namun mereka berpakaian layaknya seorang karyawan yang memakai seragam kantor. Dengan begitu mereka tidak akan dicurigai.

5. Pencurian

Di terminal ini, sering terjadi pencurian motor. Pengunjung yang ingin berbelanja di pasar tradisional, dan datang dengan menggunakan motor, sering kehilangan apabila di parkir di sembarang tempat. Terminal yang ramai, bukanlah tempat yang kondusig dan aman. Selain itu, pencurian barang berharga di mobil juga pernah terjadi. Motifnya adalah dengan memecahkan kaca mobil dan mengambil barang eharga yang ada di dalamnya.

6. Pencopetan

Selain pencurian, penyimpangan sosial yang sering terjadi di terminal pasar minggu ini adalah pencopetan. Motif ini dilakukan untuk mendapatkan dompet, hp, dan barang berharga lainnya dengan mengambil secara perlahan dari saku korban, ataupun merobek tas korban dengan silet, sehingga seringkali sang korban tidak menyadarinya.

7. Pelanggaran lalu lintas

((((( (Gambar 1) (Gambar2)

(Gambar 3) (Gambar 4)

Penyimpangan sosial lainnya adalah pelanggaran lalu lintas, hal ini sering terjadi di sekitar terminal pasar minggu. Dapat kita lihat sendiri, pada gambar satu dan tiga, terlihat jelas ada mobil maupun motor yang tetap berbelok ke kanan meskipun ada larangan dengan jelas dilarang berbelok ke kanan, dan dapat kita lihat pula pada gambar dua dan empat, banyak angkutan umum yang melanggar perintah dilarang berhenti, namun mereka tidak menghiraukannya.

B. Deskripsi Pengendalian

Di setiap tempat umum dimana terdapat keramaian, pastilah sering terjadi penyimpangan sosial. Untuk itu, terdapat lembaga maupun alat yang diajdikan pengendali sosial, seperti cctv, satpam, alarm, scanner, cermin, dan id card. Di terminal pasar minggu, tempat saya mengadakan penelitian ini, juga terdapat pengendali sosial seperti, kantor polisi, dan dinas perhubungan (DINHUB) yang tugasnya juga hampir sama dengan satpam maupun polisi. Di terminal pasar minggu, tidak ada pengendali sosial berupa cctv karena tidak memungkinkan adanya cctv tersebut. Di terminal pasar minggu juga tidak terdapat alarm maupun scanner, hal ini dikarenakan jumlah pengunjung yang ada di terminal tersebut yang sangat banyak, selain itu suasana juga kurang kondusif untuk terdapat pengendali sosial berupa scanner.

C. Analisa

· Wawancara

Nama : Ida Nurjana

Umur : 18 tahun

Pekerjaan : Pembantu Rumah Tangga

Ida merupakan salah satu korban penyimpangan sosial yang terjadi di terminal pasar minggu. Motif yang dilakukan oleh para pelaku aksi kejahatan adalah dengan berpura-pura menjatuhkan koin di dalam angkot. Pada suatu hari, saat ida hendak pulang dari pasar minggu, ia naik angkot 129 di terminal pasar minggu. Setelah ia naik, tak lama kemudian ada tiga orang yang sedikit mencurigakan naik ke dalam angkot. Setelah angkot mulai jalan, mereka pun melancarkan aksi mereka. Mulailah salah satu dari mereka berpura-pura menjatuhkan koinnya, dan meminta tolong ida untuk mengambilkannya. Karena ida tidak berfikir jahat, ia pun mengambilkan koinnya. Tak lama kemudian, mereka pun turun dari angkot. Barulah ida sadar bahwa dompet di tasnya telah hilang bersamaan dengan orang-orang tersebut.

Kejadian-kejadian seperti ini sudah tidak asing lagi bagi para pengunjung pasar minggu. Saya pun juga pernah hampir menjadi korban penyimpangan sosial namun motifnya adalah perogohan tas. Sewaktu-waktu saya ingin les di daerah universitas pancasila, setelah itu saya pulang, dan berganti angkot di terminal pasar minggu. Setelah saya naik angkot berikutnya, karena penuh saya duduk di dekat pintu angkot. Tak lama kemudian ada pria berpakaian rapi duduk di sebelah saya, di perjalanan tiba-tiba saya merasa ada tangan yang merogoh tas saya, seketika saya terkejut dan menarik tas saya, ia pun juga terkejut dan gagal melakukan aksi kejahatannya. Kemudian saya turun angkot dan aman dari para pelaku penyimpangan sosial.

Tidak hanya saya, saudara sepupu, saya yakin masih banyak lagi korban penyimpangan sosial. Atau bahkan anda sendiri pun pernah mengalaminya.

· Denah

· Peta

· Foto


· Informasi lainnya

Walikota Jakarta Selatan Dadang Kafrawi mengeluhkan kondisi terminal Pasar Minggu yang dianggap sudah tidak layak lagi sehingga perlu dipindahkan lokasinya.

"Menurut saya (terminal Pasar Minggu) ini sudah tidak layak lagi karena ada sekitar seribu kendaraan lebih, sehingga menimbulkan keruwetan," ujar Dadang Kafrawi ketika menghadiri rapat paripurna soal RAPBD di DPRD DKI Jakarta, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya telah mengusulkan agar terminal itu dipindah sejak tahun 2001, namun semuanya tergantung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda).

· Kesimpulan

Dari hasil observasi yang telah saya lakukan, menurut saya penyimpangan sosial yang sering terjadi di terminal pasar minggu dikarenakan kondisi ekonomi yang memaksa dirinya untuk mencari uang dengan cara yang tidak layak. Selain itu, juga terdapat penyimpangan sosial dengan melanggar tata tertib lalu lintas. Menurut saya, hal ini sudah menjadi tradisi atau budaya masyarakat Indonesia yang tidak patuh pada tata tertib lalu lintas. Meskipun sudah banyak alat, maupun lembaga-lembaga kepolisian, dan media lain yang menjadi pengendali sosial, namun tetap saja masih banyak terjadi penyimpangan sosial.